Friday, August 31, 2007

Onani, apakah bisa menyebabkan kebutaan?

Tidak bisa dipungkiri kalo banyak pria maupun wanita yang sering melakukan onani maupun masturbasi. Onani atau masturbasi merupakan kegiatan perangsangan diri sendiri hingga mencapai kepuasan. Sebenarnya dari segi kedokteran tidak benar onani bisa menyebabkan kebutaan, kegilaan, kemandulan atau gangguan saraf. Tapi secara psikologis bisa menimbulkan perasaan berdosa, malu, dan tertekan.

Bagi wanita meskipun masturbasi tergolong beresiko rendah, ada beberapa dampak dari masturbasi :

1.Robeknya selaput dara dan terjadi infeksi apabila dilakukan dengan menggunakan alat.
2.mengalami lecet apabila dilakukan secara terus menerus dana menggunakan alat bantu.
3.Masturbasi merupakan tindakan mencapai kepuasan sendiri, sementara hubungan seks suami istri yang dicapai adalah kepuasan bersama, sehingga jika terbiasa melakukan aktivitas seksual untuk kepuasan pribadi akan sulit ketika melakukan aktifitas seksual untuk kepentingan bersama.
4.Menimbulkan perasaan bersalah atau berdosa karena dilarang agama atau norma.
5.Mengakibatkan pikiran lebih tertuju kepada aktifitas seksual, sehingga bisa jadi mengabaikan hal-hal penting lainnya yang harus dilakukan untuk mengembangkan kematangan psikologisnya (bergaul, belajar, beraktivitas positif dan produktif).



Namun demikian, sebagai jalan keluar paling terakhir yang dapat dilakukan untuk menyalurkan dorongan seksual adalah onani atau masturbasi. Hal ini perlu dijelaskan kepada remaja, bahwa mereka harus berupaya sekuat tenaga, namun jika masih sulit, onani atau masturbasi dapat menjadi pilihan terakhir untuk menyalurkan dorongan seksual.


Cara menghentikan kebiasaan Masturbasi :

1.Memperkuat daya kemauan. Ini hanya mungkin jika memang kita secara jujur dan tulus hendak melepaskan diri kebiasaan ini.
2.Berdoa dengan penuh penghayatan dan mendekatkan diri pada Tuhan. Sehingga dapat meningkatkan kekuatan keimanan yang membentengi dari perbuatan yang sia-sia.
3.Pahami perilaku seksual (motif, sumber perilaku, faktor-faktor pencetus), sehingga kita bisa lebih menyadari rangsangan-rangsangan dari diri dan lingkungan yang dapat meningkatkan dorongan seksual dan melemahkan pengendalian diri, dan menggantikannya kepada bentuk perilaku lain yang lebih produktif. (misalnya : menghindari sendirian dikamar, menghindari gambar-gambar porno, berduaan dengan pacar, menggambar atau menulis dll).
4.Mencari kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang, mengembangkan diri serta menyalurkan energi psikis kepada hal-hal yang positif/produktif. Misalnya : olahraga, seni, dll.
5.Jagalah makanan. jangan makan makanan yang pedas dan panas yang dapat merangsang dorongan seksual, misalnya daging kambing. (dr. iwan)

Thursday, August 30, 2007

Apa sich Foreplay itu?

“dokter, kami pasangan muda dan baru saja menikah. Saat ini kami masih dalam masa berbulan madu, tetapi saya merasakan adanya sesuatu yang hampa dalam berhubungan intim. Kenikmatan hubungan intim yang sering saya dengar dari temen2 sampai sekarang belum pernah saya rasakan. Suami saya juga selalu terburu-buru untuk menyelesaikan ‘tugasnya’. Gimana nih dok?”

Keluhan diatas dialami oleh Ima (sebut aja gitu) 25 thn yang baru saja menikah. Sebenarnya keluhan diatas tidak hanya dialami oleh pasangan yang baru menikah saja, tetapi juga kadang dialami oleh pasangan – pasangan yang telah lama menikah.

Sebenarnya apa sih yang harus dilakukan oleh pasangan suami istri dalam berhubungan seksual, agar pasangan kita juga bisa menikmati aktifitas ini?

Tulisan dibawah akan membahas salah satu bagian tak terpisahkan dari aktifitas bercinta yaitu foreplay. Selamat membaca…..

Secara tradisional foreplay dianggap sesuatu yang pria harus lakukan untuk membuat pasangan siap melakukan hubungan seksual. Saat ini, foreplay telah menjadi bagian integral dari pengalaman bercinta secara rnenyeluruh. Hubungan seksual mendadak tanpa foreplay menjadi pengalaman seksual yang dialami banyak pasangan. Tetapi, secara umum, sebagian besar wanita akan setuju bahwa hubungan seksual yang baik harus melibatkan foreplay yang sensual dan lama. Bentuk foreplay yang lebih waspada akan meningkatkan kesenangan pada kedua pasangan, dan membuat bercinta lebih mengasyikkan.

Apa itu foreplay? Foreplay adalah suatu aktivitas yang meliputi membuka pakaian, mencium, bercumbu dan oral sex. Mengapa foreplay begitu penting? Pertama-tama, pria yang membimbing dan mencium pasangannya tahu bagaimana menikmati foreplay sensitif akan sering menemukan bahwa pasangannya tidak hanya akan lebih menikmati hubungan seksual tetapi juga akan melihat pasangannya begitu sering mencapai orgasme. Sebagian besar wanita membutuhkan rangsangan yang cukup lama untuk mencapai gairah yang menyeluruh dan foreplay akan memberikan mereka rangsangan yang diperlukan.

Ada banyak cara untuk memberikan pasangan Anda sensasi yang luar biasa, dan ini semua dimulai dari otak. Katakan padanya betapa cantiknya dia dan betapa Anda menyukai tubuhnya yang sensual. Dengan memuji Penampilannya, terutama mereka dengan tingkat percaya diri yang rendah akan memberikan kepercayaan tambahan dan memberikan alasan yang baik baginya untuk habis-habis melakukan foreplay :)

Mengatur Mood

Langkah berikutnya dalam mengatur mood untuk foreplay yang baik adalah memperhatikan hal-hal yang bersifat romantls. Ciptakanlah suasana yang baik untuk hubungan seksual sangat penting. Misalnya, yakinlah bahwa kamar cukup hangat, lampu sedikit remang, dan ala tidur bersih. Segera setelah mood baik, bukalah pakaian pasangan Anda karena tindakan ini menjadi bagian penting untuk foreplay agar berjalan sukses. Banyak yang menemukan bahwa membuka pakaian meningkatkan gairah.

Ciuman saat foreplay

Selama foreplay, lakukan perlahan-lahan, dimulai dengan menciumnya. Ciuman biasanya menjadi ekspresi fisik pertama bercinta dan kadang ciuman sering terlupakan selama hubungan seksual. Selama hubungan seksual, menciumlah setiap bagian tubuh pasangan Anda dan tidak terbatas hanya pada mulut. Sebagian besar wanita mengeluhkan pasangan mereka tidak mencium cukup lama dan tergesa-gesa bergerak ke daerah kelamin. Jangan merasa malu untuk mencoba setiap bagian tubuhnya.

Belajar selama foreplay

Alasan lain mengapa foreplay begitu penting adalah pengalaman belajar. Foreplay adalah waktu yang tepat untuk berbagi pengertian apa yang pasangan Anda sukai, karena tanpa foreplay Anda tidak akan pernah mengerti apa yang benar-benar ia inginkan untuk rangsangan menyeluruh. Jangan malu-malu, saling bertanya dan berikan juga apa yang Anda miliki. Kedua pasangan akan diuntungkan dari komunikasi yang baik selama foreplay dan bercinta.
Sebagai aturan umum, jika ia puas dengan pegalaman seksualnya, ia biasanya akan yakin bahwa Anda merasa puas juga. Selamat mencoba, dan ingat practice makes perfect.
(dr. iwan)

Resiko Bila Memilih Aborsi

Dalam beberapa kesempatan baik itu didalam seminar, talk show maupun acara siaran radio dan kebetulan saya yang menjadi nara sumbernya. Ada peserta maupun pendengar siaran yang menanyakan mengenai Aborsi terutama resiko – resiko yang akan terjadi setelahnya. Saya berusaha menuliskan kembali jawaban saya dibawah ini :

Aborsi memiliki risiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia "tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang." Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada 2 macam risiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Risiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Risiko gangguan psikologis
Risiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Risiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki risiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai "Post-Abortion Syndrome" (Sindrom Paska Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam "Psychological Reactions Reported After Abortion" di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51 %)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.
dr. iwan – diolah dari beberapa sumber )